Bantul (MTsN 8 Bantul) – Dengan mengenakan baju koko putih, bersarung warna gelap, berpeci hitam dan berselop bagi pria dan baju muslimah (gamis) putih bawahan hitam, berkerudung hitam bagi perempuan, guru dan pegawai MTsN 8 Bantul berbaris rapi mengikuti upacara bendera peringatan Hari Santri, Jum’at (22-10-2021) pagi dengan menerapkan protokol kesehatan covid-19. Kegiatan digelar di lapangan upacara madrasah. Bertindak selaku Pembina Upacara Kepala MTsN 8 Bantul, H. Sugiyono, S.Pd. Petugas upacara bendera terdiri atas Shafira Aurella Azzahra selaku pemimpin upacara, Nafa Aulia Putri selaku MC, Nurlinda Puspita Sari, Siva Madani, Bunga Aprilia selaku pengibar bendera, Adrian Dio Fachrizal selaku pembawa teks Pancasila, Dinda Saputri selaku pembaca teks Undang – Undang Dasar 1945, Mufida Dwi Maharani selaku pembaca janji santri, dan Adinda Setyo Pangesti selaku pembaca do’a. Seluruh petugas upacara bendera mengenakan baju muslimah atas putih dan bawahan hitam berkerudung hitam. Penampilan seluruh petugas upacara tampak seperti santri dan santriwati yang menimba ilmu di pondok pesantren.
Sugiyono selaku pembina upacara mengajak semua peserta untuk bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat kesehatan kesempatan sehingga bisa bersama – sama memperingati Hari Santri. Pada kesempatan itu Sugiyono membacakan sambutan Menteri Agama (Menag) Republik Indonesia Yakut Choulil Qoumas pada Hari Santri tahun ini dengan tema Santri Siaga Jiwa Raga. Maksud tema kali ini adalah bentuk pernyataan sikap santri Indonesia agar selalu siap siaga menyerahkan jiwa dan raga untuk membela tanah air, mempertahankan persatuan Indonesia dan mewujudkan perdamaian dunia. Siaga jiwa berarti santri tidak lengah, menjaga kesucian hati, dan akhlak, Berpegang teguh pada akidah, nilai dan ajaran Islam yang rahmatan lil’aalamiin serta tradisi luhur bangsa Indonesia.

Tema kali ini sangat relevan dengan masa pandemi dimana santri tidak boleh lengah menjaga kesehatan dengan melaksanakan 5M+1D. Kita patut mengapresiasi pengalaman beberapa pesantren yang berhasil melakukan upaya pencegahan, pengendalian dan penanganan atas dampak covid-19. Hal ini menjadi bukti bahwa pesantren juga memiliki kemampuan menghadapi pandemi covid-19. Modal utamanya adalah tradisi disiplin dan sikap kehati-hatian yang selama ini diajarkan oleh para pimpinan pesantren atau kiai pada santrinya. Tidak lupa bahwa keteladanan berkontribusi mendorong santri bersedia ikut vaksin yang saat ini sedang diprogramkan oleh pemerintah. Kita bersyukur karena 2 tahun lalu, menjelang peringatan hari santri 2018, kaum santri mendapat kado istimewa berupa pengesahan Undang – Undang (UU) 2018 tentang pesantren. UU tentang pesantren tersebut berfungsi sebagai rekognisi, afirmasi dan fasilitasi bahwa pesantren tidak hanya mengembangkan fungsi pendidikan, tetapi juga mengembangkan fungsi dakwah dan fungsi pemberdayaan masyarakat. Oleh karenanya semua diminta mendo’akan para pahlawan terutama dari kalangan ulama, kiai, santri yang telah syahid di medan perang demi kemaslahatan bangsa dan agama.
Sugiyono menyampaikan bahwa tanggal 22 Oktober merupakan hari yang ditetapkan oleh pemerintah Joko widodo sebagai hari santri mulai tahun 2015. “Kami di satker selain mengikuti upacara virtual hari santri melalui canal you tube, juga mengadakan upacara di madrasah dengan ketentuan prokes yang ketat” ungkap Sugiyono. Ia berharap semangat dalam menuntu ilmu tidak pernah padam. “Dirgahayu santri Indonesia. Semoga semangatmu untuk menuntut ilmu sekaligus penjaga konstitusi ilmu agama terus berkobar tanpa ada surut dan padamnya. Aamiin” pungkasnya (jkp).